Strategi Lindungi Diri di Masa Pandemi: Patuhi 3M dan Perkuat Daya Tahan Tubuh

 




Kasus Covid-19 naik signifikan dan telah menembus angka 1 juta.  
Sementara itu, okupansi rumah sakit rujukan Covid-19 sudah lebih dari 70%. Akibatnya, rumah sakit hanya menerima pasien dengan gejala sedang dan berat. Sedangkan pasien bergejala ringan, disarankan isolasi mandiri.

 
Menerapkan prokes 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) adalah hal yang harus dilakukan untuk mengendalikan penularan Covid-19, selain tentu saja melakukan vaksinasi Covid-19 sejak pertengahan Januari silam. Sayangnya, jumlah vaksin Covid-19 di Indonesia ini masih terbatas, yakni baru 3 juta dosis, dari target capaian 181, 5 juta guna mencapai kekebalan kawanan.

 
Guna 'mempersenjatai' diri di masa pandemi sekarang ini, selain menerapkan prokes 3M dan vaksinasi Covid-19 (bagi kelompok prioritas), meningkatkan kekebalan tubuh menjadi hal penting untuk dilakukan. 

Hal ini bisa dicapai antara lain dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, kelola stres, cukup olahraga dan konsumsi suplemen berbahan alami atau herbal. Namun jangan asal minum produk herbal. 

Merujuk Buku Pedoman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)) tentang “Obat Tradisional untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh”, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati dalam memilih obat tradisional berbahan herbal. Dalam buku pedoman itu, BPOM 
menegaskan bahwa obat tradisional berbahan herbal dapat dinyatakan berkhasiat dan efektif meningkatkan daya tahan tubuh jika sudah melalui penelitian ilmiah, antara lain uji klinis.
 
Salah satu suplemen berbahan herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan telah teruji klinis adalah suplemen yang mengandung Echinacea purpurea. Menurut Ketua PP Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni), Prof Iris Rengganis, Echinace purpurea memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti bahan herbal ini dapat mengatur kerja sistem imun tubuh. "Berdasarkan mekanisme kerjanya, Echinace purpurea dapat digunakan untuk percegahan penyakit infeksi, salah satunya infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah," ujarnya.
 
Para ahli yang bernaung di Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) telah mendiskusikan penggunaan
 
Echinacea purpurea di masa pandemi melalui acara webinar Expert Meeting bertajuk 
“Peranan Echinacea purpurea di Pandemi Covid-19” yang digelar pada 19 September 2020. Dari hasil diskusi tersebut, diperoleh sejumlah kesimpulan, antara lain berdasarkan data 
penelitian pemberian Echinacea purpurea berperan sebagai imunomodulator dan membawa komponen sistem imun ke level yang dibutuhkan agar tubuh siap untuk melawan infeksi. Echinacea purpurea juga tidak menyebabkan terjadinya badai sitokin 
 
Berikutnya, pada Covid-19 terdapat berbagai modalitas terapi yang diberikan. Echinacea dalam hal ini dapat diberikan sebagai salah satu modalitas tersebut, yaitu sebagai terapi preventif pada orang sehat ataupun terapi adjuvan dalam kasus KTG (konfirmasi tanpa gejala) dan pasien gejala ringan. Dosis yang diberikan sesuai dengan persetujuan BPOM sebesar 1000mg sekali sehari, selama 8 minggu atau sampai dengan hasil swab negatif.
 
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan, sekitar 80% pasien Covid-19 di Indonesia tercatat KTG dan pasien bergejala ringan. Sisanya, 20%, adalah pasien yang bergejala sedang dan berat. "Oleh karena itu, penting 
melakukan perlindungan diri dengan tetap memelihara dan meningkatkan imunitas tubuh, antara lain dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin," ujarnya.
 
Manfaat Echinacea purpurea dalam meningkatkan sistem daya tahan tubuh juga diperkuat oleh opini para ahli Peralmuni, yang menyimpulkan Echinacea merupakan jenis 
tumbuhan herbal yang umum diteliti penggunaannya dalam berbagai kasus infeksi saluran napas dan selesma. Bahan herbal ini memiliki berbagai komponen zat aktif yang dianggap berperan sebagai imunomodulator, antara lain alkamide, ketoalkana, turunan asam cafeic, polisakarida, dan glikoprotein. Sebagai imunomodulator, Echinacea dapat berperan sebagai imunostimulan ataupun 
imunosupresan, bergantung pada kondisi sistem imun tubuh. Bahkan, dalam studi in-vitro lainnya, didapatkan bahwa pemberian Echinacea menghambat beberapa jenis virus, seperti 
virus influenza A dan B, virus parainfluenza, dan respiratory syncytial virus (RSV) melalui mekanisme interaksi langsung dengan partikel virus serta protein pembungkus virus.
 
Berdasarkan data dari berbagai studi klinis, Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu langkah preventif ataupun terapi komplementer pada awal penyakit selama pandemi Covid-19 untuk menjaga imunitas tubuh. Dosis pemberian yang dianjurkan sesuai dengan BPOM adalah 3 kali sehari untuk sediaan 250 mg, ataupun sekali sehari untuk sediaan 1000 mg.
 
Dikatakan Raphael Aswin Susilo Widodo selaku Direktur PT SOHO Industri
 
Pharmasi dan Vice President Research & Development, Regulatory and Medical Affairs SOHO Global Health Tbk, Imboost merupakan produk immunomodulator yang bekerja memodulasi/mengatur sistem imun tetap pada level optimal. "Imboost mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate," ujarnya.
 
Riset menunjukkan, Imboost Force mempunyai kekuatan lebih dalam 
immunomodulator, karena terdapat tambahan kandungan Blackelderberry extract yang dapat membantu menghambat replikasi virus serta menstimulasi peningkatan sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya tahan tubuh, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sudah sakit karena terinfeksi virus.